Mengenal Paus Sperma: Raksasa Lautan dengan Panjang Mencapai 20 Meter

Samudra luas menyimpan berbagai makhluk menakjubkan, dan salah satunya adalah paus sperma. Dijuluki sebagai salah satu raksasa lautan, paus sperma (Physeter macrocephalus) memang memiliki ukuran tubuh yang luar biasa, mampu tumbuh hingga mencapai panjang 20 meter atau lebih. Selain ukurannya yang masif, paus sperma juga dikenal dengan berbagai keunikan lainnya. Mari kita selami lebih dalam tentang raksasa lautan yang satu ini.

Paus sperma memiliki ciri fisik yang khas, terutama pada bagian kepalanya yang besar dan berbentuk persegi. Di dalam kepalanya terdapat organ spermaceti yang berisi minyak lilin. Fungsi pasti organ ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan, namun diduga berperan dalam membantu paus sperma mengatur daya apung saat menyelam di kedalaman laut. Mereka adalah penyelam ulung yang mampu mencapai kedalaman lebih dari 1.000 meter dan menahan napas selama lebih dari satu jam saat mencari mangsa. Makanan utama raksasa lautan ini adalah cumi-cumi raksasa dan berbagai jenis ikan laut dalam.

Menurut catatan dari ekspedisi penelitian kelautan yang dilakukan oleh tim Universitas Samudra pada tanggal 12 November 2024 di perairan sekitar Samudra Hindia, paus sperma memiliki struktur sosial yang kompleks. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok yang dipimpin oleh betina dewasa dan anak-anaknya. Paus sperma jantan dewasa cenderung hidup soliter atau membentuk kelompok kecil dengan jantan lainnya. Komunikasi antar individu dalam kelompok dilakukan melalui serangkaian klik dan suara bernada rendah yang sangat kuat, yang dikenal sebagai “codas”.

Sayangnya, keberadaan raksasa lautan ini juga menghadapi berbagai ancaman dari aktivitas manusia. Perburuan paus sperma untuk diambil minyak spermacetinya pernah mencapai puncaknya pada abad ke-18 dan ke-19, menyebabkan penurunan populasi yang signifikan. Meskipun perburuan komersial telah dilarang di sebagian besar negara, paus sperma masih rentan terhadap ancaman lain seperti polusi suara bawah laut, tabrakan dengan kapal, dan terjerat jaring ikan.

Pada tanggal 20 Mei 2023, sebuah seminar tentang konservasi mamalia laut yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta menekankan pentingnya upaya perlindungan habitat dan populasi paus sperma. Langkah-langkah seperti penetapan kawasan konservasi laut, pengaturan lalu lintas kapal, dan sosialisasi kepada masyarakat nelayan menjadi kunci untuk memastikan kelestarian raksasa lautan ini di masa depan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan dan ancaman yang dihadapi paus sperma, diharapkan upaya konservasi dapat berjalan lebih efektif demi menjaga keberlangsungan hidup mereka di lautan dunia.