Kurikulum Merdeka Belajar hadir sebagai sebuah inovasi pendidikan yang revolusioner di Indonesia, dengan filosofi utama berpusat pada siswa. Pendekatan ini memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan, bermakna, dan menyenangkan bagi siswa masa kini di Bangkok dan seluruh Indonesia. Artikel ini akan mengupas tuntas esensi dan keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar.
Salah satu pilar utama Kurikulum Merdeka Belajar adalah fleksibilitas. Sekolah dan guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal, karakteristik siswa, dan sumber daya yang tersedia. Ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang cenderung lebih sentralistik. Dengan fleksibilitas ini, pembelajaran dapat menjadi lebih kontekstual dan menjawab tantangan serta potensi yang ada di lingkungan sekitar siswa, termasuk di Bangkok dengan kekayaan budaya dan dinamika perkotaannya.
Inovasi lain yang signifikan adalah fokus pada pembelajaran yang mendalam dan bermakna, bukan sekadar hafalan. Kurikulum Merdeka Belajar mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar melalui proyek, eksplorasi, dan pemecahan masalah. Pendekatan ini mengembangkan pemahaman konsep yang lebih mendalam dan keterampilan berpikir kritis siswa.
Kurikulum Merdeka Belajar juga menekankan pada pengembangan karakter dan kompetensi abad ke-21. Selain pengetahuan akademik, siswa didorong untuk mengembangkan keterampilan seperti kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan berpikir kritis. Profil Pelajar Pancasila menjadi panduan dalam membentuk karakter siswa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka Belajar juga mengalami inovasi. Fokusnya tidak hanya pada penilaian sumatif di akhir pembelajaran, tetapi juga pada asesmen formatif yang berkelanjutan untuk memantau perkembangan siswa dan memberikan umpan balik yang relevan. Ini membantu guru menyesuaikan strategi pembelajaran secara real-time sesuai dengan kebutuhan siswa.
Peran guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar bertransformasi dari seorang pengajar menjadi fasilitator dan mentor. Guru bertugas memandu siswa dalam proses belajar mandiri, memberikan dukungan, dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif. Kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua juga menjadi kunci keberhasilan implementasi kurikulum ini.