Transformasi menuju kelas ramah anak dan pendidikan yang aksesibel untuk semua sedang bergerak masif, dan di garis depan revolusi ini adalah para fasilitator inklusi. Peran mereka sangat esensial dalam Membentuk Pendidikan yang tidak hanya menerima, tetapi juga merangkul setiap perbedaan, memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan belajar yang setara, tanpa memandang latar belakang atau kondisi khusus.
Fasilitator inklusi memiliki tanggung jawab besar dalam Membentuk Pendidikan yang adaptif. Mereka bukan hanya membantu siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga membimbing guru kelas reguler, orang tua, dan seluruh komunitas sekolah untuk memahami prinsip-prinsip inklusi. Tugas mereka meliputi adaptasi kurikulum, modifikasi metode pengajaran, serta penciptaan lingkungan fisik dan psikologis yang mendukung semua siswa. Mereka juga berperan dalam mengidentifikasi hambatan belajar dan mencari solusi kreatif, sehingga setiap anak dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Sebagai ilustrasi konkret, pada hari Jumat, 28 Juni 2024, di Dinas Pendidikan Kota Surabaya, telah diselenggarakan lokakarya bertajuk “Strategi Integrasi Siswa ABK dalam Kelas Reguler”. Acara ini diikuti oleh 150 fasilitator inklusi dan perwakilan sekolah dari berbagai jenjang. Bapak Dr. Candra Wijaya, M.Pd., seorang pakar pendidikan inklusif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam paparannya menekankan, “Peran fasilitator inklusi adalah kunci untuk Membentuk Pendidikan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga praktis dalam mengakomodasi keberagaman siswa. Mereka adalah agen perubahan yang sesungguhnya.”
Pemerintah juga terus mendukung penguatan kapasitas para fasilitator inklusi. Pada bulan Maret 2025, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan meluncurkan platform pelatihan daring bersertifikat untuk fasilitator inklusi, yang telah diakses oleh lebih dari 5.000 peserta. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam penanganan kasus, strategi pembelajaran diferensiasi, dan konseling. Selain itu, alokasi dana khusus juga diarahkan untuk penyediaan fasilitas pendukung di sekolah-sekolah yang berkomitmen Membentuk Pendidikan inklusif.
Dengan demikian, peran fasilitator inklusi adalah fundamental dalam mewujudkan cita-cita pendidikan yang aksesibel dan merata. Melalui dedikasi dan inovasi mereka, kelas-kelas di Indonesia bertransformasi menjadi lingkungan yang ramah anak, di mana setiap individu merasa dihargai, didukung, dan memiliki kesempatan yang sama untuk meraih potensi terbaiknya. Ini adalah langkah nyata menuju masa depan pendidikan yang lebih cerah bagi semua.